GAMBAR HITAM PUTIH

     Kamera baru diciptakan pada akhir tahun 1800an, lalu bagaimana sejarawan dan petualang jaman dulu mengabadikan suatu peristiwa?  

     Berikut adalah koleksi gambar tangan yang berfungsi laiknya foto bagi kita sekarang. Jika anda jeli, bukan hanya pemandangan masa lalu saja yang bisa kita nikmati, melainkan juga kecanggihan tehnik dan kemampuan menggambar sang seniman. Saya paham betul bahwa pada masa itu sudah banyak sekolah maupun universitas seni di luar negeri terutama di Eropa (Italia, Perancis, Inggris, Jerman) yang menghasilkan seniman-seniman kelas dunia. Namun saya tetap selalu takjub setiap kali memandang gambar-gambar di bawah ini. 

     Saya berfikir teknologi industri jaman dulu belumlah sehebat sekarang. Bagaimana ya seniman jaman dahulu membuat alat gambarnya? siapa yang membuatnya? kalau kehabisan cat minyak, kemana mereka mencari? atau barangkali kalau tidak suka apakah mereka bisa memilih merk lain?

     Ingat, jaman dulu sebelum revolusi industri belum ada produk yang sengaja dibuat masal untuk konsumen. Jadi kalau anda ingin memiliki pisau, anda harus pergi ke pandai besi (lebih tepatnya pandai pisau barangkali) memesannya, membayar lalu menunggu sampai pisau itu jadi. Bisa 2 hari,2 minggu lamanya atau barangkali 2 bulan barulah pisau itu sampai ke tangan anda. Pisau anda itu unik, artinya hanya satu-satunya itu. Orang lain juga punya pisau, tetapi tidak sama dengan kepunyaan anda, karena tukang pisau akan membuatkan pisau baru dari mulai awal lagi. 
Ini mengingatkan saya pada pengalaman saat nonton bioskop di Malang jaman masih mahasiswa dulu. Seseorang yang tidak saya kenal terkejut ketika melihat kaos yang kami pakai gambarnya sama karena sama-sama beli di gerai C-59 :-).

     Kesulitan dan keterbatasan yang dihadapi seniman masa lalu seharusnya menjadi pemacu semangat kita untuk berkarya dengan baik.

     Dari gambar-gambar berikut, terselip beberapa gambar karya penggambar lokal (mau saya tulis penggambar Indonesia tapi kok Indonesia belum ada waktu itu :-) ). Ciri khas yang membedakan antara gambar buatan seniman asing dan lokal adalah bahwa seniman asing, yang seringkali berlatar belakang sekolah seni, memiliki tehnik arsir, perspektif dan bayangan yang 'sophisticated', yang benar secara kaidah seni dan indah dilihat mata. Sementara penggambar lokal dengan segala keterbatasannya lebih memaknai menggambar sebagai laporan pandangan mata. Mereka kurang mumpuni dalam hal anatomi serta perspektif, namun mampu secara jujur merekam apa yang benar-benar terjadi pada saat itu.
Hal ini menjelaskan kenapa seorang kawan komikus kenamaan menggambarkan Ali Basyah Sentot Prawirodirjo, salah satu panglima perang Pangeran Diponegoro mengenakan sepatu boot (anda pasti tidak menyangka bukan?) di dalam komiknya.  Kawan saya ini meyakinkan saya bahwa ia mempunyai referensi gambar Sentot yang dibuat oleh penggambar lokal.

Selamat menikmati dan jangan lupa meninggalkan pesan. Terima kasih.

     





Agung Setya Nugraha

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments: